RahasiaSehat.net - Sebagian besar tubuh kita terdiri atas mikroorganisme. Beberapa diantaranya berdampingan, dan beberapa lainnya membahayakan tanpa kita sadari. Mulai dari mikroorganisme yang terdapat pada mata yang membantu melawan infeksi hingga bakteri yang terdapat di saluran pencernaan yang dapat mempengaruhi mood seseorang. Tanpa kita sadari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut memiliki peran penting bagi kehidupan sehari-hari kita.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Biological Psychiatry telah menyelidiki keterkaitan antara mikroorganisme yang terdapat pada bayi.
Secara khusus tim Fakultas Kedokteran Universitas Carolina (UNC) melakukan penelitian perihal keterkaitan antara mikroorganisme pada usus bayi dengan kemampuan kognitif mereka. Dari 89 sampel tinja bayi umur satu tahun yang diteliti, mereka mengelompokkannya menjadi tiga kelompok yang bebeda. Sample ke satu memiliki tingkat genus bacteroides yang tinggi, sample ke dua dengan genus faecalibacterium yang tinggi, dan sample yang ke tiga dengan genus genin .. ruminococcacaea keluarga.
Satu tahun kemudian mereka melakukan tes kognitif kepada bayi-bayi tersebut untuk menentukan seberapa cerdas mereka. Meliputi kemampuan motorik, kemampuan untuk melihat sesuatu, dan perkembangan dasar bahasa. Setelah dilakukan tes, terntata hasilnya cukup sidnifikan. Kelompok bayi dengan tingkat Bacteroides yang tinggi mencetak skor lebih tinggi pada tes mullem Timbangan. Bayi-bayi yang termasuk kedalam kelompok faecalibacterium dinilai memiliki skor paling rendah. Sedangkan bayi- bayi yang mikrobiomunitas mikro kurang beragam memiliki skor yang lebih tinggi di banding bayi-bayi yang memiliki bakteri beragam pada tinjanya.
“Awalnya kami mengira bahwa bayi-bayi yang memiliki mikrobiologi beragam akan memiliki skor lebih baik” kata koordinator Associate Professor Psikiatri at UNC’s School of Medicine. Selain itu, beliau juga menambahkan, “Penelitian lain menunjukan bahwa keberagaman mikroorganisme yang lebih rendah pada bayi berkaitan dengan kesehatan yang kurang baik, itu bisa menjadi tanda kemungkinan adanya diabetes tipe 1 dan penyakit asma.”
Tercatat, perbedaan jumlah keberagaman mikroorganisme pada tinja bayi ini dipengaruhi oleh beberapa factor eksternal, antara lain : etisitas orangtua, memiliki kakak, durasi masa menyusui, dan kelahiran bayi itu sendiri.
Terima Kasih telah membaca artikel Cara Unik Menilai Kecerdasan Bayi melalui Poop-nya. Perlu Anda ketahui bahwa artikel ini sepenuhnya bukan karya kami. Kami hanya blogger yang tertarik untuk menulis konten-konten dengan tema kesehatan yang kami kumpulkan informasinya dari berbagai website kesehatan. Mohon maaf jika ada salah-salah dalam penulisan dan pemasangan gambar. Semoga Allah senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus dan diridloinya...
Terima Kasih sudah klik tombol Share di bawah ini. Semoga bermanfaat.
Sumber : iflscience.com
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Biological Psychiatry telah menyelidiki keterkaitan antara mikroorganisme yang terdapat pada bayi.
Secara khusus tim Fakultas Kedokteran Universitas Carolina (UNC) melakukan penelitian perihal keterkaitan antara mikroorganisme pada usus bayi dengan kemampuan kognitif mereka. Dari 89 sampel tinja bayi umur satu tahun yang diteliti, mereka mengelompokkannya menjadi tiga kelompok yang bebeda. Sample ke satu memiliki tingkat genus bacteroides yang tinggi, sample ke dua dengan genus faecalibacterium yang tinggi, dan sample yang ke tiga dengan genus genin .. ruminococcacaea keluarga.
Animasi poop (Zamurovic Photography/Shutterstock) |
Satu tahun kemudian mereka melakukan tes kognitif kepada bayi-bayi tersebut untuk menentukan seberapa cerdas mereka. Meliputi kemampuan motorik, kemampuan untuk melihat sesuatu, dan perkembangan dasar bahasa. Setelah dilakukan tes, terntata hasilnya cukup sidnifikan. Kelompok bayi dengan tingkat Bacteroides yang tinggi mencetak skor lebih tinggi pada tes mullem Timbangan. Bayi-bayi yang termasuk kedalam kelompok faecalibacterium dinilai memiliki skor paling rendah. Sedangkan bayi- bayi yang mikrobiomunitas mikro kurang beragam memiliki skor yang lebih tinggi di banding bayi-bayi yang memiliki bakteri beragam pada tinjanya.
“Awalnya kami mengira bahwa bayi-bayi yang memiliki mikrobiologi beragam akan memiliki skor lebih baik” kata koordinator Associate Professor Psikiatri at UNC’s School of Medicine. Selain itu, beliau juga menambahkan, “Penelitian lain menunjukan bahwa keberagaman mikroorganisme yang lebih rendah pada bayi berkaitan dengan kesehatan yang kurang baik, itu bisa menjadi tanda kemungkinan adanya diabetes tipe 1 dan penyakit asma.”
Tercatat, perbedaan jumlah keberagaman mikroorganisme pada tinja bayi ini dipengaruhi oleh beberapa factor eksternal, antara lain : etisitas orangtua, memiliki kakak, durasi masa menyusui, dan kelahiran bayi itu sendiri.
Terima Kasih sudah klik tombol Share di bawah ini. Semoga bermanfaat.
Sumber : iflscience.com
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon